Kamis, 24 Juli 2014

Penantian Tak Sia-Sia - Bag 1

Kami menikah tahun 2006. Awal pernikahan kami kami tidak terlalu mengejar mengenai keturunan. kami melakukan KB tetapi KB Alami alias menghitung dari kalender, tidak menggunakan obat apapun juga. 1 tahun pernikahan kami kami lewati berdua, menginjak tahun ke 2 kerinduan kami untuk punya momongan ( keturunan ) mulai muncul. Alhasil kami sudah tidak memusingkan lagi menghitung kalender, dan sebagainya. yang kami pikir dan doakan saat itu hanya kerinduan kami punya anak.



Waktu berlalu sampai di penghujung tahun ke 2, akhirnya kami pergi ke dokter kandungan untuk menlakukan terapi. Mulai saat itu ada beberapa dokter kadungan yang sudah kami kunjungi, mulai dari dokter yang apa adanya alias, kita datang, kami tidak di beri obat apapun, hanya di beri nasehat saja dan keyakinan bahwa kami pasti bisa punya keturunan, sampai ke dokter laboratorium, alias dokter yang sangat percaya akan hasil lab, dan kita harus cek ini dan itu.

Memasuki tahun ke 3 kami belum melihat adanya tanda tanda kami punya anak. Sampai tiba suatu hari, ada seorang sahabat kantor saya yang mengajak saya untuk ketemu seorang hamba Tuhan yang kebetulan datang dari NTT dan menginap di tempat sahabat saya itu. Dia mengatakan bahwa hamba Tuhan ini biasa mendoakan orang yang mengalami kesulitan seperti yang kami alami. mendengar hal itu kami sangat senang, dan kami menyetujui hal itu. Sebelum bertemu Hamba Tuhan itu sSahabat saya itu berpesan : " Hamba Tuhan ini hikmatnya luar biasa, kalau nanti kamu dibukakan tentang penghalang kamu punya keturunan baik dosa maupun apapun kamu siap?" dengan mantap kami bilang "Siap".

Akhirnya kami bertemu dengan beliau. setelah pujian dan penyembahan, kemudian mereka membukakan firman Tuhan, dan mereka akhiri dengan mereka menumpangkan tangan kearah kami berdua. Setelah mendoakan kami si hamba Tuhan ini berkata " Saya mendapatkan pesan dari Tuhan. Tuhan pasti akan memberikan kamu keturunan, seorang anak laki - laki. Tetapi Dia berpesan supaya kami tetap hidup dalam Tuhan, Hindari hal - hal yang negatif mis, ke Dukun dsb. Tetap setia berdoa, dan baca firman Tuhan serta melayani Tuhan. Karena tantangan yang kamu hadapi sangat besar." Itu saja pesan dari si Hamba Tuhan.

waktupun akhirnya berlalu. Tahun ke 4, 5, 6, kami lewati tanpa hasil. kami sudah berusaha untuk mengikuti nasehat dokter, ikut cara alternatif, misalkan minum jamu, pijat, ya entah udah berapa macam cara kami lakukan. Karena lelah akhirnya saya putuskan berhenti menggunakan dokter dan coba melanjutkan cara alternatif.

Tahun ke 6 itu saya pulang kekampung halaman istri saya. saat kami pergi ke Gua Maria di Pangkalpinang, kami berdoa dengan sungguh hati untuk bantuan Bunda Maria, Bunda yang tercinta agar memintakan kepada Putranya Yesus untuk memberikan keturunan bagi kami. Setelah selesai berdoa saya memalingkan wajah ke istri saya yang saat itu masih khusuk berdoa. Tiba - tiba saya di kejutkan luar biasa, saya melihat ada sesosok anak kecil berdiri tepat di tengah-tengah kami. Dia mengenakan kaos Putih, Memakai topi, dan celana putih sepanjang lutut.

Melihat hal itu saya hanya terbengong, dan bingung. lalu saya mengucek kucek mata saya  setelah beberapa lama akhirnya sosok itu hilang dari penglihatan saya. Masih dalam sitasi bingung, saya belum berani bercerita kepada istri saya tentang hal itu. Hebatnya saat mengalami penglihatan itu Hati saya seperti bersorak sorai. Baru beberapa hari kemudian saya baru ceritakan hal ini ke istri saya. Dia terkejut dengar cerita saya itu.

Tunggu kelanjutannya .......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar