Sabtu, 16 Agustus 2014

PHK tidak sama dengan Kiamat


Kisah ini berawal di tahun 1998 adalah tahun dimana bukan hanya bangsa Indonesia yang mengalami krisis moneter, tetapi keluarga bpk Sam dan Ibu Bonita juga menghadapi kendala yang besar. Disaat semua serba kesulitan secar mengejutkan Bpk. Sam yang sebenarnya belum saatnya pensiun, terpaksa menghadapi kenyataan pahit beliau harus menerima PHK dari perusahaannya. Karena kantor tempat dia bekerja sedang menghadapi kendala keuangan yang besar.

Setelah berat menerima surat PHK itu, dia membayangkan bagaimana kehidupan istri dan anaknya yang saat itu masih duduk di bangku kuliah.  Bpk. Sam adalah seorang yang aktif sekali dalam pelayanan Gereja, harus menerima kenyataan itu. Banyak orang yang akhirnya mengetahui hal itu dan benyak pula dari mereka yang mempertanyakan dimana Tuhan yang selama ini dia layani dengan rajin di gereja. Seolah olah Tuhan tutup mata atas kejadian pilu itu.
Tetapi dengan iman yang besar bpk. Sam tetap rajin melayani di Gereja, bersama istri. Hari berlalu dan sepertinya tidak ada jalan keluar. Semakin lama sekain mengerikan, karena dia harus menghadapi lilitan hutang yang besar dalam hidupnya.  Semakin hari ibu Bonita semakin stress.
Sampai suatu hat dia pulang dari Gereja, karena melamun sepanjang perjalanan dia berjalan kaki pulang kerumahnya. Alhasil dia salah masuk pekarangan rumah orang. Setelah ditengah tengah halaman rumah orang, dia tersadar, karena dia diteriakin oleh satpam rumah tersebut. Sambil berbalik arah untuk keluar dia minta maaf kepada satpam rumah itu.
Tiba-tiba sang pemilik rumah melihat kejadian itu dari jendela rumahnya dilantai 2, langsung berlari turun kebawah memerintahkan satpamnya untuk membawa ibu Bonita itu masuk kedalam rumahnya. Dengan wajah kusut tidak karuan si ibu Bonita masuk kerumah itu dan duduk diruang tamu menunggu pemilik rumahnya turun.
Tidak lama kemudian muncul seorang wanita yang ternyata dia pemilik rumah itu. Si ibu bonita akhirnya meminta maaf atas kejadian dia salah masuk rumah itu, dan dia mohon pamit untuk meniggalkan rumah itu kembali. Tetapi si pemilik rumah bertanya kepada dia kenapa dia bias mengalami hal itu. Akhirnya si ibu Bonita itu menceritakan semua kendala yang dihadapi oleh keluarganya.
Dia terlilit hutang, anaknya masih kuliah, suaminya kena PHK, dan masih banyak masalah yang si ibu Bonita itu ceritakan sambil menangis. Tiba-tiba wanita pemilik rumah itu bercerita kepada ibu Bonita itu, bahwa dia sudah beberapa minggu terakhir ini berdoa dan bertanya kepada Tuhan, kemana dia bias memberikan uangnya lagi untuk membantu orang.
Ketika dia melihat ibu Bonita itu, dia berdoa sejenak kepada Tuhan apakah dia orang yang Tuhan kirim untuk saya bantu? Tanya ibu itu kdalam doanya. Setelah mendengar penjelasan ibu Bonita, maka tergeraklah hati sang wanita itu, dia langsung berkata “memang hutang ibu berapa banyak?”. Karena malu dia tidak menjawab. Akhirnya wanita ini terus mendesak, dank arena didesak terus oleh pemilik rumah itu, akhirnya ibu Bonita berkata ada sekia ratus juta rupiah.”. Hal itu karena dia sedang menicil KPR untuk rumahnya.
Sejenak wanita pemilik rumah mewah itu bergerak kekamar dia. Tak lama kemudian dia mengeluarkan sebuah cek dengan nilai melebihi hutang yang ibu itu perluakan. Dia berkata kepada ibu bonita itu “ini semua untuk melunasi hutangmu. Sekalian juga untuk membantu kamu hidup”. Antara percaya dan tidak dia menerima cek itu. Setelah itu dia langsung berterima kasih, dan beranjak mau pulang dulu, tapi pemilik rumah itu ternyata bilang dia akan mengantar ibu itu untuk pulang, supaya jangan salah masuk rumah orang lagi.
Puji Tuhan ternyata setelah kejadian itu, ibu Bonita beberapa kali terus mendapat bantuan dari pemilik rumah mewah itu sampai dia akhirnya bias membuka catering untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Keluarga bpk. Sam kembali dalam kehidupan normalnya, dia semakin giat melayani Tuhan karena bagi mereka Tuhanlah yang menyuruh ketemu dengan wanita pemilik rumah mewah itu yang telah sangat banyak membantu keluargnya sampai mereka bias hidup mandiri.
Bro & Sis sekaliang. Ingatlah bahwa pencobaan – pencobaan yang kamu alami adalah pencobaan biasa yang tidak melebihi kekuatanMu. Dan pada saat kamu dicobai, Tuhan telah menyediakan jalan keluarnya bagimu. Jadi utamakan Tuhan dalam setiap langkah hidupmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar